Belajar dari Filosofi Detergen dengan Softener


NEWSCARE.COM- Selamat pagi...
Sobat, ternyata kehidupan ini menyimpan begitu banyak pelajaran, bahkan dari hal yang terkecil yang kita anggap biasa sampai kepada sebuah peristiwa besar yang kita anggap istimewa...
Berikut adalah salah satu pelajaran tersebut, dimana hal ini sesuai dengan renungan yang saya peroleh dari rutinitas harian yaitu mencuci.. sekilas sesuatu yang biasa kan?? Sesuatu yang biasa dilakukan orang kebanyakan di setiap harinya.
Dan di saat mencuci inilah saya mendapat pelajaran itu... apa itu?? Mari kita simak baik - baik.

Seperti biasa, di suatu pagi saya menjalankan tugas mulia seorang istri, yaitu mencuci.. Dimulai dari merendam, memberi detergen, mengucek, membilas, memberi pewangi dst.
Nah, ditengah2 waktu mencuci itu timbul di pemikiran saya tentang detergen ( sabun cuci ) & softener ( pewangi ). Sesuatu yang sering kita jumpai bukan....
Tapi tidak tahu mengapa, tiba2 di pemikiran saya muncul sebuah dialog antara dua hal tersebut.

Berikut percakapan tersebut.

Softener : " Hai detergen, bagiamana tugasmu hari ini untuk membersihkan kotoran pada pakaian yang menumpuk itu ??"

Detergen : " Alhamdulillah beres, sekarang waktunya kamu untuk mewangikannya".

Softener : "ah, males ah!!! Sewangi apapun yang kuberikan pada pakaian itu, ujung2nya kamu yang akan mendapat pujian".
( Sang detergen terkejut dengan jawaban softener )

Detergen : " Kenapa kamu bilang begitu?? Kita sudah mempunyai tugas masing2. Kita harus ikhlas dalam menjalani tugas tersebut. Jangan mengharap pujian dari siapa pun."

Softener : " enggak begitu. Buktinya kamu selalu yang di nomer satukan. Jika mereka tidak memilikimu mereka bingung sekali. Sedangkan jika mereka tidak memilikiku mereka gak sebingung itu.. bahkan tidak ada akupun mereka juga tidak apa2. "

Detergen : " Ya, itu memang benar, tapi tidak sepantasnya kamu begitu. Kita sudah diciptakan dengan tugas dan kewajiban masing2. Kamu harus sadar, tugasmu itu mulia , memberi aroma wangi dalam pakaian yang kubersihkan adalah kesempurnaan buat mereka.. Memang benar aku harus ada terlebih dahulu, baru kemudian kamu. Aku harus bekerja dulu mati2an untuk membersikan pakaian yang kotor, bau, dan penuh dengan keringat.. aku harus membuat mereka bersih agar kamu bisa mewangikannya.
Kenapa begitu? Bayangkan saja, jika pakaian itu tidak dibersihkan dulu denganku. Apa kau bisa membayangkan, ada pakaian yang kotor dan penuh keringat tapi wangi olehmu.. bukankah mereka gak nyaman untuk memakai pakaian itu???
Orang lain pun akan risih melihatnya.. tapi jika pakaian itu bersih, walaupun tidak diberi pewangi olehmu maka orang sudah mau untuk memakai dan melihatnya..

Jangan pernah iri denganku, karena kita adalah satu kesatuan, adanya kita berdua adalah kesempurnaan buat mereka.. Kita punya tugas masing2 dan tugasku adalah lebih berat dibandingkan denganmu..
(setelah mendengarkan penjelasan sang detergen akhirnya sang softener sadar dan berjanji mengharumkan dan melembutkan pakaian yang sudah di cuci oleh sang detergen).

Nah, dari ilustrasi tersebut saya mendapatkan pelajaran yang luar biasa. Kita umpamakan tugas sang detergen adalah tugas seorang suami dan tugas sang softener adalah tugas seorang istri.

Seperti ilustrasi tersebut, tugas seorang suami lebih besar dan lebih kompleks dibandingkan istri. Sang suami mati-matian bekerja untuk menghidupi keluarga, mulai dari bagaimana ia harus mencari pekerjaan, menyiapkan rumah, menyediakan biaya yang cukup untuk pakaian dan makanan untuk keluarga...

Sedangkan tugas seorang istri adalah bagaikan softener. Ia harus mengelola nafkah yang diberikan suami dengan baik. Membuat rumah yang disediakan suami menjadi bersih, wangi dan nyaman untuk ditempati seluruh keluarga. Mengelola uang  belanja dari suami dengan baik, serta mendidik anak2 menjadi anak yang sholeh / sholehah.
Bayangkan jika hal tersebut berjalan dengan baik, maka kesempurnaan hidup akan di dapatkan. Suami adalah kepala rumah tangga dan istri adalah kesempurnaan buatnya...

Demikianlah para pembaca, filosofi detergen dan softener hasil dari pengalaman sehari-hari saya. Kita bisa belajar banyak dari sekecil apapun hal dalam hidup kita. Dengan begitu kita bisa selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan .

Oke,, semoga bermanfaat.. sampai jumpa pada postingan saya selanjutnya..


Comments

Popular posts from this blog

Membuat Mainan Anak dari Daun Singkong

Dari rumah Gubuk sampai Rumah Bambu Elegan Nan Mewah

Cara Berhijab Muslimah pada Zaman Rasulullah